Jumat, 15 September 2023

kurikulum Merdeka, bebas atau beban

kURIKULUM MERDEKA BEBAS ATAU BEBAN

Oleh Gigih Fernado


Apa sih kurikulum merdeka itu ?

Bagaimana penerapanya di lembaga dan kelas ?

Sudah siapkah peserta didik menerima dan menjalankan ?

Sudah siapkan Fasilitas pendukung di setiap sekolah ?

Kurikulum Merdeka adalah paradigma pendidikan yang bertujuan untuk memberikan kebebasan dan otonomi kepada sekolah, guru, dan siswa dalam merancang pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang lebih mandiri, kreatif, dan berdaya saing global. Kurikulum Merdeka tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga pengembangan karakter, keterampilan, dan pemahaman tentang nilai-nilai nasional.

2. Pemisahan Materi Pembelajaran

Dalam Kurikulum Merdeka, terdapat pemisahan materi pembelajaran antara inti dan eksplorasi. Materi inti mencakup kurikulum nasional yang harus diajarkan, sementara materi eksplorasi memberikan kebebasan kepada guru dan siswa untuk mengeksplorasi topik-topik tambahan yang relevan dengan minat dan bakat mereka. Hal ini mendorong keberagaman pengetahuan dan pilihan pendidikan.

3. Pengembangan Karakter dan Keterampilan

Kurikulum Merdeka juga menekankan pengembangan karakter dan keterampilan seperti kreativitas, berpikir kritis, kolaborasi, dan komunikasi. Ini penting karena pendidikan tidak hanya tentang mengisi kepala siswa dengan fakta, tetapi juga membentuk individu yang dapat beradaptasi dan berkembang di berbagai situasi.

4. Dampak Positif Kurikulum Merdeka

a. Kemandirian Siswa: Kurikulum Merdeka memberikan siswa lebih banyak kendali atas pembelajaran mereka, yang mengembangkan kemandirian dan tanggung jawab dalam pendidikan.

b. Kemampuan Beradaptasi: Melalui pendekatan eksplorasi, siswa belajar untuk beradaptasi dengan perubahan dan menjadi pemecah masalah yang lebih baik.

c. Inovasi: Kurikulum Merdeka mendorong inovasi dalam pendidikan, memungkinkan guru untuk menciptakan metode pengajaran yang lebih kreatif dan menarik.

d. Pemahaman Nilai-Nilai Nasional: Fokus pada nilai-nilai nasional membantu siswa memahami identitas dan budaya Indonesia.

5. Tantangan Kurikulum Merdeka

a. Pengembangan Guru: Diperlukan pelatihan yang lebih baik bagi guru agar mereka dapat efektif menerapkan Kurikulum Merdeka.

b. Evaluasi dan Penilaian: Sistem evaluasi yang sesuai dengan pendekatan Kurikulum Merdeka perlu dikembangkan untuk mengukur pencapaian siswa.

Kesimpulan

Kurikulum Merdeka adalah langkah maju yang ambisius dalam pembaharuan pendidikan Indonesia. Ini mempromosikan kebebasan dan inovasi dalam pembelajaran, dengan penekanan pada pengembangan karakter dan keterampilan. Meskipun ada tantangan dalam implementasinya, Kurikulum Merdeka memiliki potensi untuk membentuk masa depan pendidikan yang lebih baik dan menciptakan generasi yang siap bersaing di tingkat global. Dengan dukungan semua pemangku kepentingan, Indonesia dapat meraih hasil yang signifikan dalam mencapai tujuan pendidikan yang lebih merdeka dan relevan

Cerpen Humor Karya Pak Gigih

 "Kejadian Aneh di Sekolah"


Hari itu adalah hari Senin yang biasa di sekolah. Toin, Juki, dan Rika sedang duduk di kelas. Mereka sangat bosan karena pelajaran matematika yang sedang berlangsung sangat sulit.

Toin: (dengan nada bosan) "Juki, aku merasa matematika ini seperti bahasa alien yang sulit dipahami."

Juki: (tersenyum) "Benar juga, Toin. Tapi bagaimana jika kita mencoba membaca buku teks matematika ini dengan terbalik?"

Rika: (tertawa) "Itu pasti akan membuat matematika lebih lucu!"

Mereka bertiga pun mencoba membaca buku teks matematika dengan terbalik. Mereka berbicara dengan bahasa terbalik dan menulis rumus matematika dengan terbalik di buku catatan mereka. Mereka merasa seperti sekelompok ilmuwan gila yang mencoba menciptakan bahasa baru.

Guru matematika, Bu Siti, yang melihat tingkah konyol mereka, tidak tahan untuk tertawa. Dia mendekati mereka dan bertanya, "Apa yang kalian lakukan?"

Toin: (masih terbalik) "Kami mencoba membuat matematika lebih menyenangkan, Bu Siti!"

Juki: "Kami pikir, jika kami melihatnya dari sisi lain, mungkin matematika tidak akan terasa sulit lagi."

Bu Siti: (tersenyum) "Kalian anak-anak yang luar biasa! Tapi mari kita kembali ke pelajaran yang sebenarnya."

Mereka bertiga pun mengubah buku teks matematika mereka kembali ke posisi semula dan melanjutkan pelajaran dengan serius. Tapi kali ini, matematika terasa sedikit lebih mudah karena mereka berhasil membuat guru dan teman-teman tertawa.

Dari hari itu, Toin, Juki, dan Rika selalu mencari cara untuk membuat pembelajaran lebih menyenangkan. Mereka belajar bahwa humor adalah cara yang baik untuk mengatasi kesulitan. Dan tentu saja, matematika tidak lagi terasa seperti bahasa alien yang sulit dipahami!